Menu

Mode Gelap
Bangun Lingkungan Sekolah Ramah dan Aman di Sulsel, AdvoAsik Camp Batch II Hadir dengan Tema ‘Happy Tanpa Bully’ Sri Astuti, Dosen Akbid Harbun Bima Angkat Isu Penting Perilaku Seksual Remaja dalam Orasi Ilmiahnya Bawaslu Jakarta Timur Gencarkan Penguatan Kehumasan Panwaslu Kecamatan Demi Suksesnya Pilkada 2024 Dugaan Pencatutan NIK di Pilkada DKI: Jomson Minta KPU dan Bawaslu Usut Tuntas Kurangi Penetrasi Pengangguran, Mahasiswa Magister Komunikasi Paramadina Gelar Workshop untuk Anak Muda Depok

Kesehatan · 4 Des 2024 WIB

Sri Astuti, Dosen Akbid Harbun Bima Angkat Isu Penting Perilaku Seksual Remaja dalam Orasi Ilmiahnya


 Dosen senior Akbid Harapan Bunda Bima, Sri Astuti,S.ST, M.KM, dalam orasi ilmiahnya berjudul “Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seksual” di acara Orasi Ilmiah, Wisuda ke XVI dan Sumpah Profesi tahun 2024 Akbid Harbun di Gedung Convention Hall Paruga Na'e Kota Bima, Rabu 4/12/2024. (Foto:Ist) Perbesar

Dosen senior Akbid Harapan Bunda Bima, Sri Astuti,S.ST, M.KM, dalam orasi ilmiahnya berjudul “Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seksual” di acara Orasi Ilmiah, Wisuda ke XVI dan Sumpah Profesi tahun 2024 Akbid Harbun di Gedung Convention Hall Paruga Na'e Kota Bima, Rabu 4/12/2024. (Foto:Ist)

RUBBIKMEDIA.COM, BIMA — Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang optimal, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pelayan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda.

Hal itu disampaikan Dosen senior Akbid Harapan Bunda Bima, Sri Astuti,S.ST, M.KM, dalam orasi ilmiahnya berjudul “Persepsi Remaja Terhadap Perilaku Seksual” di acara Orasi Ilmiah, Wisuda ke XVI dan Sumpah Profesi tahun 2024 Akbid Harbun di Gedung Convention Hall Paruga Na’e Kota Bima, Rabu 4 Desember 2024.

Menurutnya, sekitar 45 persen remaja laki-laki dan 0,7 persen remaja perempuan usia 15-19 tahun yang mengaku pernah melakukan seks pra nikah. Remaja usia 15-19 tahun, proporsi terbesar berpacaran pertama kali yaitu pada usia 15-17 tahun, sekitar 33,3 persen remaja perempuan dan 34,5 persen remaja laki laki yang berusia 15-19 tahun mulai berpacaran sebelum  berusia 15 tahun.

Berdasarkan hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2018 mengenai perilaku seksual beresiko pada remaja di 33 provinsi menyebutkan bahwa 22,6 persen remaja pernah melakukan hubungan seks, 62,7 persen remaja sekolah menengah atas atau SMA, 97 persen pernah menonton pornografi, 21,26 persen sudah pernah melakukan aborsi.

Menurut data program di Dinas Kesehatan NTB (2013), sebagian besar kasus kematian ibu (32 persen) disebabkan secara langsung oleh perdarahan dan kasus kematian neonatal sebagian besar (43 persen) karena kasus BBLR.

Penyebab yang lebih mendasar adalah masih tingginya angka pernikahan dini. Menurut Riskesdas, sebanyak 41,6 persen perempuan di NTB menikah pertama kali di usia 15-19 tahun.

Oleh sebab itu, dengan melihat berbagai masalah perilaku seksual remaja sebelum menikah yang masih begitu marak terjadi sehingga menjadi Isu Kesehatan Reproduksi.

Padahal jelas sekali, di dalam Islam melarang mendekati hal-hal yang mengantarkan kita pada perbuatan zina. Hal ini seperti narasi Al-Quran Surat Al Isra ayat 32 yang artinya “dan janganlah kamu mendekati zina, karena itu perbuatan keji, dan satu jalan yang buruk.”

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Wera yang merupakan salah kecamatan bagian dari Kabupaten Bima NTB (Nusa Tenggara Barat) yang memegang teguh pada norma-norma agama, adat istiadat sebagai pondasi dalam kehidupan sosial masyarakat.

Oleh karena demikian kita sepakat bahwa pemuda pemudi wera seakan memberikan kesan bahwa mereka hanya tahu tentang kehidupan yang baik-baik. Karena Masyarakat Mbojo (Bima) memiliki slogan “Maja Labo Dahu “ yaitu Maja berbuat salah dan Dahu berbuat dosa kepada Allah SWT. Seiring perkembangan jaman, norma agama serta adat istiadat sebagai basis nilai dalam memfilter setiap pengaruh buruk yang masuk seakan tidak ada nilainya.

Oleh karena itu, dampak perilaku seksual pada remaja yang tidak disertai dengan pengetahuan yang cukup dan tingkat emosi yang masih mudah berpengaruh terhadap faktor luar dan dapat mengakibatkan efek yang sangat fatal.

Akibat dari hubungan seksual berisiko akan menyebabkan remaja mengalami gangguan kesehatan reproduksi dan infeksi penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS, ancaman lain yang dapat ditimbulkan adalah kehamilan remaja dan keputusan mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan serta resiko putus sekolah yang berdampak pada kehidupan dan kesejahteraan dimasa depan.

Padahal jelas, Remaja merupakan Generasi muda sebagai tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik.

Penelitian kuantitatif yaitu hasil uji regresi logistik ganda (multivariat) terdapat variabel pengetahuan yang paling dominan memiliki hubungan signifikan dengan persepsi remaja terhadap perilaku seksual, dikontrol oleh variabel pengaruh kelompok teman sebaya, pengaruh media dan dorongan ekonomi.

Penelitian kualitatif yaitu memiliki pengetahuan kurang mengenai perilaku seksual,gagal mengontrol dan pikiran yang mengakibatkan stress, adanya kebutuhan sekundernya. (*)

Artikel ini telah dibaca 40 kali

badge-check

Redaktur

Baca Lainnya

Bangun Lingkungan Sekolah Ramah dan Aman di Sulsel, AdvoAsik Camp Batch II Hadir dengan Tema ‘Happy Tanpa Bully’

14 Desember 2024 - 19:21 WIB

Media Sosial Sebagai Wadah Literasi Dan Demokrasi

2 Agustus 2024 - 10:51 WIB

Kurangi Penetrasi Pengangguran, Mahasiswa Magister Komunikasi Paramadina Gelar Workshop untuk Anak Muda Depok

29 Juni 2024 - 19:40 WIB

Apresiasi atas Keberhasilan Mewujudukan Kesetaraan dalam Pendidikan, Nadiem Dipuji Lewat Surat Terbuka

23 Juni 2024 - 18:17 WIB

Penulis AS Laksana (Foto: National Committee Indonesia)

Kabar Gembira! Mendikbudristek Batalkan Kenaikan UKT Mahasiswa

27 Mei 2024 - 15:37 WIB

Kemendikbudristek: Pramuka Tetap Menjadi Ekstrakurikuler yang Wajib Disediakan Sekolah

1 April 2024 - 14:48 WIB

Trending di Pemerintah Pusat