Menu

Mode Gelap
Kurangi Penetrasi Pengangguran, Mahasiswa Magister Komunikasi Paramadina Gelar Workshop untuk Anak Muda Depok Apresiasi atas Keberhasilan Mewujudukan Kesetaraan dalam Pendidikan, Nadiem Dipuji Lewat Surat Terbuka Bangkitkan Kekayaan Musik Tradisi Indonesia, Kemendikbudristek Siap Gelar Lokovasia 2024 Kabar Gembira! Mendikbudristek Batalkan Kenaikan UKT Mahasiswa Peringatan Hari Film Nasional ke-74 Tuai Sambutan Positif Masyarakat

Opini · 10 Mei 2023 WIB

Ekonomi Pertahanan Indonesia: perlukah Indonesia meningkatkan belanja pertahanan?


 Ekonomi Pertahanan Indonesia: perlukah Indonesia meningkatkan belanja pertahanan? Perbesar

Ibal Lukman Aldi | Opini

Pertahanan merupakan satu hal yang sangat vital bagi keberlangsungan sebuah negara. Melindungi kedaulatan, wilayah, dan kepentingan nasional menjadi fokus utama bagi pemerintah. Di Indonesia, masalah pertahanan selalu menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan. Selain karena faktor geopolitik yang mempengaruhi, perdebatan tentang alokasi penggunaan anggaran yang cukup besar untuk pertahanan juga menjadi perhatian masyarakat. Begitu pula berdasarkan data yang dirilis Stockholm International Peace Reserach Institute (SIPRI, 2020), menunjukkan bahwa belanja militer Indonesia hanya 0,86 persen PDB.

Angka ini tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga dalam lingkup ASEAN yang sudah di atas 1 persen PDB seperti Filipina (1,01 persen), Malaysia (1,14 persen), Thailand (1,47 persen), Singapura (3,2 persen) dan Brunai Darussalam (4,1 persen) dari PDB. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah Indonesia perlu meningkatkan belanja pertahanan? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai konsep ekonomi pertahanan. Ekonomi pertahanan adalah studi tentang bagaimana pemerintah dan industri mempersiapkan dan memperkuat kemampuan pertahanan suatu negara.

Salah satu cara untuk memperkuat kemampuan pertahanan adalah dengan meningkatkan belanja pertahanan. Belanja pertahanan sendiri merupakan biaya yang dikeluarkan oleh negara untuk membeli dan memelihara alat dan perlengkapan militer serta menggaji personel militer. Tujuan utama belanja pertahanan adalah untuk meningkatkan kemampuan militer dan menjamin keamanan nasional. Lalu, apakah Indonesia perlu meningkatkan belanja pertahanan? Jawabannya tergantung pada perspektif yang digunakan. Secara umum, ada dua perspektif yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan ini: perspektif keamanan dan perspektif ekonomi.

Dari perspektif keamanan, meningkatkan belanja pertahanan tentu saja penting untuk memperkuat kemampuan pertahanan suatu negara. Belanja pertahanan dapat digunakan untuk membeli alat militer yang lebih modern, memperkuat pelatihan dan pendidikan personel militer, serta memperkuat sistem pertahanan nasional. Dalam situasi global yang semakin kompleks dan tidak stabil, memperkuat kemampuan pertahanan menjadi hal yang sangat penting untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional.

Namun, dari perspektif ekonomi, meningkatkan belanja pertahanan tidak selalu merupakan keputusan yang tepat. Belanja pertahanan merupakan salah satu bentuk pengeluaran pemerintah yang cukup besar dan dapat berdampak pada keseimbangan fiskal negara. Terlebih lagi, belanja pertahanan yang tidak efektif dapat membuang-buang uang negara dan menyebabkan pemborosan anggaran.

Selain itu, meningkatkan belanja pertahanan juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam pembangunan nasional. Indonesia memiliki berbagai sektor yang masih membutuhkan investasi besar untuk dikembangkan, seperti sektor pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Jika belanja pertahanan terus ditingkatkan, maka anggaran untuk sektor-sektor tersebut akan semakin terkikis.

Hal ini dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, perlu adanya keseimbangan antara kebutuhan pertahanan dan pembangunan nasional. Pemerintah harus dapat memprioritaskan belanja pertahanan yang efektif dan efisien serta mampu memberikan kontribusi positif terhadap pertahanan dan keamanan nasional. Selain itu, pemerintah juga harus dapat memperkuat koordinasi antara sektor pertahanan dan sektor lainnya untuk menciptakan keseimbangan pembangunan nasional.

Tidak hanya itu, pemerintah juga harus dapat mencari sumber pendanaan alternatif untuk membiayai belanja pertahanan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kerjasama pertahanan dengan negara-negara lain. Dalam kerjasama tersebut, Indonesia dapat membeli alat militer yang lebih modern dengan harga yang lebih terjangkau serta memperkuat pelatihan dan pendidikan personel militer.

Kemudian, pemerintah juga dapat memperkuat industri pertahanan nasional. Dalam hal ini, pemerintah dapat memberikan dukungan kepada industri pertahanan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saingnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan insentif seperti pembebasan pajak atau subsidi untuk industri pertahanan yang mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu bersaing di pasar internasional. Dalam perspektif ekonomi, meningkatkan belanja pertahanan juga dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian. Belanja pertahanan yang efektif dan efisien dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan industri pertahanan nasional.

Selain itu, meningkatnya investasi pada sektor pertahanan juga dapat menciptakan efek multipel terhadap sektor-sektor lain seperti transportasi, logistik, dan teknologi. Dalam situasi global yang semakin tidak stabil, keamanan nasional menjadi prioritas utama bagi setiap negara. Namun, meningkatkan belanja pertahanan bukanlah satu-satunya cara untuk memperkuat kemampuan pertahanan suatu negara. Pemerintah harus dapat mencari keseimbangan antara kebutuhan pertahanan dan pembangunan nasional. Belanja pertahanan harus efektif dan efisien serta mampu memberikan kontribusi positif terhadap pertahanan dan keamanan nasional.

Selain itu, pemerintah juga harus dapat mencari sumber pendanaan alternatif untuk membiayai belanja pertahanan dan memperkuat industri pertahanan nasional. Dalam hal ini, penting bagi masyarakat dan para pengambil keputusan untuk lebih memahami konsep ekonomi pertahanan dan memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan pertahanan dan pembangunan nasional.

Hanya dengan adanya kerjasama dan koordinasi yang baik antara sektor pertahanan dan sektor lainnya serta pengelolaan belanja pertahanan yang efektif dan efisien, maka Indonesia dapat memperkuat kemampuan pertahanannya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terlebih lagi perlu juga diperhatikan bahwa meningkatnya belanja pertahanan tidak selalu berarti meningkatnya kemampuan pertahanan suatu negara.

Efektivitas dan efisiensi pengelolaan belanja pertahanan sangat penting dalam meningkatkan kemampuan pertahanan suatu negara. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan evaluasi terhadap belanja pertahanan yang telah dilakukan serta melakukan penyesuaian strategi dan kebijakan pertahanan. Dalam konteks Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan pertahanan yang bertujuan untuk memperkuat kemampuan pertahanan nasional.

Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan pengelolaan belanja pertahanan yang efektif dan efisien serta penguatan industri pertahanan nasional.

Opini ini sepenuhnya mewakili opini pribadi si penulis dan tidak mewakili redaksi.

Artikel ini telah dibaca 27 kali

badge-check

Redaktur

Baca Lainnya

Kajian Yuridis Hukum Lingkungan Terhadap Permasalahan Pencemaran Yang Terjadi di Sungai Kecamatan Dukupuntang

29 Februari 2024 - 14:41 WIB

Kriminalisasi Seksual Terhadap Jurnalis Perempuan di Indonesia

16 Februari 2024 - 10:54 WIB

Perlindungan Hukum Anak Di Bawah Umur Dalam Tindak Pidana Cyber

16 Februari 2024 - 10:49 WIB

Upaya Pertanggungjawaban dan Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Dalam Jaringan Tindak Pidana Peredaran Narkotika

16 Februari 2024 - 10:44 WIB

Bawaslu Wajib Lakukan Pembinaan Jajaran Pengawas Pemilu: Upaya Optimis Tingkatkan Kinerja di Pemilu 2024

26 Januari 2024 - 10:30 WIB

Penilaian Kritis 100 Hari Kepemimpinan: Kecaman Terhadap Langkah Politik Pragmatis PP IPM di Era Politik 2024

19 Januari 2024 - 22:38 WIB

Trending di Opini