RUBBIKMEDIA.COM, Jakarta – Dalam upaya untuk memperkuat karakter dan potensi generasi muda Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bekerja sama dengan DEEP (Democracy and Electoral Empowerment Partnership) Kota Depok menggelar kegiatan Gerakan Nasional Revolusi Mental dengan tema Pelajar Pancasila “Resolusi Jihad Estafet Perjuangan Bangsa.” di Auditorium KH. Mas Mansoer, FAI UMJ, Sabtu (21/10).
Acara ini dihadiri oleh berbagai narasumber terkemuka, termasuk Fikri Yasin, M. I. Kom (Bendahara FOKAL IMM), Fajri Syahidinillah, S. Pd (PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah) serta sambutan Adlan Fauzi Lubis, M.Pd.I (Kaprodi PAI UMJ) dan Herry Latief (Democracy and Electoral Empowerment Partnership).
Adlan Fauzi Lubis, M.Pd.I, dalam sambutannya, menyoroti enam karakteristik esensial seorang Pelajar Pancasila.
“Ada enam karakteristik esensial seorang Pelajar Pancasilayaitu Iman, Keberagaman Global, Kolaborasi, Kemandirian, Berpikir Kritis, dan Kreativitas. Ia menggarisbawahi pentingnya karakter ini sebagai landasan kuat dalam pembentukan karakter para pelajar Pancasila, serta untuk memupuk kesadaran akan nilai-nilai luhur Indonesia,” ujarnya.
Profil Pelajar Pancasila yang dibangun melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Faqri Yasin, M.I.Kom, lebih lanjut menekankan bahwa Pancasila adalah dasar pendidikan Indonesia.
“Pancasila merupakan dasar pendidikan Indonesia, berakar dalam nilai-nilai agama, budaya nasional, dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Konsep pendidikan ini didasari oleh prinsip-prinsip ‘Ing Ngarso Sung Tulodho,’ ‘Ing Madyo Mangun Karso,’ dan ‘Tut Wuri Handayani,’ ujarnya Faqri Yasin selaku Bendahara FOKAL IMM.
Pancasila, sebagai simbol identitas Indonesia, mencerminkan keberagaman unik negara ini dan menyatukan masyarakat Indonesia sebagai bangsa multikultural. Identitas nasional Indonesia dibangun atas dasar penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam keragaman budaya, etnis, agama, ras, bahasa, dan lainnya.
Faqri Syahidinillah juga menambahkan pentingnya memberdayakan pelajar dan mengakui potensi mereka.
“Potensi pelajar patut mendapatkan pengakuan dan penghargaan. Seringkali mereka terpinggirkan dan dianggap sebelah mata, pelajar memainkan peran penting dalam membentuk masa depan. Penting untuk membina pelajar agar menjadi individu yang peka, kritis, dan kreatif, mendorong nilai-nilai seperti kejujuran, nasionalisme, patriotisme, dan integritas moral,” tambahnya.
Gerakan Nasional Revolusi Mental ini mengumpulkan beragam kelompok pelajar dan pendidik untuk menekankan peran penting Pancasila dalam membentuk karakter dan potensi generasi muda Indonesia. Acara ini menandai langkah maju dalam memperkuat komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila dan integrasinya dalam sistem pendidikan.
Kegiatan Gerakan Nasional Revolusi Mental ini memantapkan tekad pelajar Indonesia untuk meneruskan perjuangan bangsa dengan karakter yang kuat, menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, dan memperkaya warisan budaya Indonesia. Dengan semangat ‘Resolusi Jihad Estafet Perjuangan Bangsa,’ generasi muda Indonesia siap berperan aktif dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang lebih maju dan berintegritas. (*)
