Mia Oktavia, Mahasiswa Sarjana Fakultas Farmasi Universitas Airlangga | Opini
Salah satu masalah gigi dan mulut yang hampir seluruh masyarakat Indonesia pernah atau sedang mengalaminya adalah masalah gigi berlubang.
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%) yang didominasi oleh anak usia dini. Sebanyak 93% anak usia dini, yakni dalam rentang usia 5-6 tahun, mengalami gigi berlubang.
Sebagai Mahasiswa Kesehatan di Universitas Airlangga, tentunya hal ini menjadi kondisi yang sangat memperhatikan dan perlu adanya perhatian dengan pemberian informasi terkait upaya pencegahan gigi berlubang. Selain sikat gigi minimal 2 hari sehari, makanan yang dikonsumsi juga menjadi faktor kesehatan gigi yang dimiliki tiap individu.
Anak-anak memang cenderung memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan seperti cokelat, permen, dan makanan manis lainnya. Seperti yang kita tahu sejak kecil, konsumsi permen yang terlalu banyak merupakan salah satu faktor penyebab gigi berlubang. Lalu apakah pernyataan tersebut benar? Atau justru kebiasaan mengkonsumsi permen dapat mengurangi risiko gigi berlubang yang terjadi? Berikut penjelasannya.
Cokelat, permen atau makanan manis lainnya tentu memiliki kandungan gula sukrosa. Kandungan inilah yang mampu merusak lapisan gigi dan menyebabkan karies gigi atau gigi berlubang apabila dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan. Makanan manis atau makanan kariogenik bila bertahan lebih dari 30 menit akan bersifat asam dan gigi akan mengalami kerusakan lebih cepat (Kid dan Bechal, 2012). Sehingga apabila seseorang mengonsumsi makanan manis dan tidak menggosok gigi setelahnya akan lebih berpotensi mengalami kerusakan gigi.
Tentunya anak-anak yang sudah memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan manis tidak akan mudah lepas dari kebiasaan tersebut.
Namun, jangan khawatir. Apabila anak tidak bisa meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi makanan manis, maka orang tua dapat memberikan permen karet yang mengandung xylitol sebagai pengganti dari permen dengan kandungan sukrosa.
Mengonsumsi produk yang mengandung Xylitol adalah salah satu alternatif untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut. Xylitol adalah pemanis alami yang bermanfaat dalam menekan jumlah bakteri mulut, menghambat pertumbuhan plak, mencegah keasaman plak, dan mempercepat proses pembentukan kembali mineral gigi.
Xylitol telah terbukti mampu menjaga kesehatan mulut dengan cara menekan jumlah bakteri yang dapat menyebabkan gigi berlubang. Sehubungan dengan pernyataan tersebut, kini Xylitol telah banyak diaplikasikan dalam banyak produk kesehatan seperti permen karet, obat kumur, dan pasta gigi (Agrianthy, 2014).
Secara khusus, bentuk produk permen karet Xylitol terbukti untuk merangsang produksi saliva, meningkatkan pH plak, sehingga sangat baik digunakan sebagai pembersih rongga mulut.
Dengan konsumsi permen karet Xylitol, kebersihan gigi dan mulut diharapkan dapat terjaga dari sisa-sisa makanan yang berada dalam sela gigi dan mengurangi risiko gigi berlubang.
Opini ini sepenuhnya mewakili opini pribadi si penulis dan tidak mewakili redaksi.