RUBBIKMEDIA.COM, Jakarta – Diskusi Implementasi Moderasi Antar Sahabat (DIMAS) yang diselenggarakan Seksi Hubungan Antar Agama dan Kemasyarakatan (HAAK) Gereja St. Stefanus Cilandak mengumpulkan pemuda pemudi lintas agama di Jakarta Selatan, Sabtu, (11/3/2023)
Diskusi tersebut membahas tentang pentingnya penerapan moderasi beragama di tengah masyarakat khususnya dari sudut pandang generasi muda dalam rangka menyambut kontestasi politik tahun 2024 nanti.
Kemajemukan bangsa Indonesia memberikan keuntungan sekaligus ancaman yang nyata bagi masyarakat, sehingga diperlukan sikap yang bijak dalam menyikapi kemajemukan bangsa tersebut. Ancaman seperti intoleransi, ekstremisme, hingga radikalisme dan terorisme masih dapat dirasakan di tengah-tengah kehidupan masyarakat saat ini.
Untuk itu, generasi muda sebagai bagian dari masyarakat dituntut untuk dapat mengedepankan sikap moderasi beragama
guna menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dari ancaman yang dapat memecah belah bangsa.
Anggorokresno Abiwangsa selaku Ketua Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Jakarta Selatan yang menjadi narasumber dalam diskusi tersebut menyatakan bahwa sebagai bentuk upaya mewujudkan moderasi beragama di tengah masyarakat khususnya dalam hal ini bagi generasi muda. Ia mengatakan bahwa perlu semakin sering diadakan ruang-ruang pertemuan antara pemuda pemudi lintas agama.
Pria yang akrab disapa Anggo tersebut menyampaikan “Ruang-ruang pertemuan dialog lintas agama perlu semakin ditingkatkan lagi intensitasnya terkhusus bagi generasi muda, karena dengan semakin intens nya pertemuan yang bisa dilakukan akan semakin menumbuhkan rasa toleransi dan juga moderasi dalam hidup bermasyarakat.
“Selain itu, dengan adanya pertemuan
serta dialog lintas agama juga dapat meruntuhkan prejudice atau prasangka terhadap suatu agama atau kepercayaan tertentu yang berbeda, sehingga generasi muda dapat secara bijak menyikapi keberagaman yang ada terlebih dalam hal menangkal polarisasi politik identitas menujukontestasi politik di tahun 2024 nanti,” jelas Anggo yang juga merupakan Fungsionaris DPD I Partai Golkar DKI Jakarta.
Tidak lupa juga Anggo menjelaskan bahwa moderasi beragama merupakan hal yang sangat penting dan perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan merangkul sesama
sebagai manusia dengan prinsip-prinsip kemanusian yang tertuang dalam Sila Ke-2 Pancasila yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab serta sejalan dengan semangat Keuskupan Agung Jakarta yakni mewujudkan Bonum Commune (kesejahteraan bersama).
“Saya mengutip dokumen Gereja ‘Nostra Aetate’ yang menjelaskan secara spesifik tentang moderasi beragama dalam Gereja Katolik, dalam dokumen tersebut disebutkan bagaimana kita sebagai umat Katolik menyikapi agama-agama lain yang ada tentunya dengan penuh rasa menghargai serta menghormati kepada mereka yang berbeda sebagai sesama manusia,” tuturnya dalam diskusi tersebut.
Sementara itu, Direktur Program Indonesian Conference on Religion (ICRP), Achmad Nurcholis, dalam diskusi yang sama menyampaikan bahwa generasi muda harus menjadi garda terdepan dalam mengawal serta menjamin terwujudnya toleransi serta moderasi beragama di tengah masyarakat dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari peran serta posisi strategis yang dimiliki oleh generasi muda sebagai generasi
penerus bangsa ini nantinya. Dirinya pun menjelaskan bahwa toleransi harus menjadi fraternity sebagai investasi bagi masa depan bangsa.
Sependapat dengan Anggo dan Achmad Nurcholis , Dedi Purnama selaku Sekretaris Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Jakarta Selatan juga menegaskan bahwasannya dalam rangka menyambut tahun politik 2024 nanti pemuda pemudi harus dapat bersikap bijak dengan tidak berlebihan dalam menentukan sikap politiknya terlebih untuk hal-hal yang bersifat sensitif dan berkaitan dengan hidup beragama di tengah masyarakat.
Selain itu, John Siregar (Ketua DPD Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia DKI Jakarta) juga menegaskan bahwa dengan bijaknya sikap yang diambil oleh pemuda pemudi dalam menyikapi kontestasi Pemilu tahun 2024 nanti merupakan sebuah antisipasi terjadinya benturan-benturan di tengah masyarakat.
Acara yang berlangsung di Aula Gedung Leo Dehon Gereja St. Stefanus Cilandak tersebut juga dihadiri oleh jajaran Kelurahan Cilandak Barat serta Danramil 07/Cilandak Mayor Inf Usep Shirajusyar’i yang sangat mendukung pelaksanaan program pembinaan khususnya bagi generasi muda di wilayah Jakarta Selatan khususnya di Kecamatan Cilandak. Selain itu hadir pula Pastor Moderator HAAK Dekenat Selatan Romo Agustinus Kelik Pribadi SCJ, Dewan Pengurus Paroki Cilandak, Orang Muda Katolik St. Stefanus Cilandak, dan juga mahasiswa Universitas SadhuGuna yang turut memeriahkan jalannya diskusi tersebut.